Hikmah Ramadhan dan Covid-19


Bulan suci ramadhan menyisakan sepuluh hari terakhir untuk dijalani oleh umat islam. Itu artinya tinggal beberapa hari lagi bulan suci ramadhan yang penuh rahmat dan maghfiroh akan meninggalkan manusia. Oleh karena itu Islam melalui ajaran nabi Muhammad dalam hadist Dari Aisyah RA, “Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, melebihi kesungguhan beribadah di selain malam tersebut”. (HR. Muslim).  Hadist tersebut memberikan semangat dan motivasi bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an, meningkatkan ibadah dan dzikir dimalam hari serta beriktikaf di masjid. Akan tetapi pada bulan ramadhan tahun ini bersamaan dalam kondisi pandemi Covid-19 umat islam di seluruh dunia khususnya Indonesia memberikan kesan yang berbeda pada pelaksanaan ibadah sholat tarawih atau iktikaf di masjid yang lebih dianjurkan untuk dirumah saja. Itu semua demi kemaslahatan bersama demi memutus penyebaran virus corona.

Namun dengan adanya virus tersebut ada beberapa hikmah sangat mengesankan yang dapat manusia ambil yakni dapat membina hubungan harmonis, sehat dan bahagia dalam keluarga. Dalam hal ini ada beberapa kriteria  diantaranya yaitu pertama, adanya kehidupan beragama dalam keluarga. Suasana kehidupan beragama dalam keluarga sangat penting dan mempengaruhi kabahagiaan dalam sebuah keluarga. Pelaksanaan ibadah ramadhan yang lebih banyak dilakukan dirumah memberikan manfaat bagi keluarga tersendiri untuk mendidik anak dalam hal agama. Misalnya Suami menjadi imam sholat lima waktu dan sholat tarawih dengan mengajarkan anaknya solat dan pendidikan keagamaan lainnya dengan tadarus membaca al-qur’an bersama dengan keluarga.

Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. Al-Tahrim: 6)’’. Dalam tafsir Al-Misbah karya Prof. Quraish Shihab dijelaskan bahwa ayat tersebut menggambarkan tentang dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Ayat di atas walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan lelaki (ayah dan ibu). Ini berarti kedua orangtua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis.

Kedua, Mempunyai waktu bersama anggota keluarga. Sesibuk-sibuknya ayah dan ibu hendaknya dapat meluangkan waktu untuk kumpul bersama terutama dengan anaknya. Kebersamaan ini amat penting agar jalinan silaturrohmmi antar anggota keluarga dapat terpelihara. Dalam kitab bulughul maram menerangkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menghubungkan tali silaturahim.'' (HR. Bukhari). Adanya covid-19 ini memberikan hikmah betapa berharga sosok keluarga dalam menjalankan ibadah di bulan ramadhan dengan sholat bersama, sahur bersama dan buka bersama maupun aktivitas lainnya bersama keluaraga. Oleh karena itu, penting kiranya bagi keluarga untuk tetap memiliki waktu khusus dan berkualitas dengan keluarga, sesibuk apapun kita. Tidak semata “demi anak”, namun juga demi kebahagiaan kita dan pasangan sebagai orang tua.

Ketiga, mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Komunikasi dalam keluarga juga sangat penting untuk menghindari kesalahfahaman dan permasalahan antar anggota keluarga dapat terselesaikan antar anggota keluarga. Komunikasi antara orang tua dan anak menjadi lebih kondusif yang dapat memberikan dampak psikologis yang baik untuk anak. Terkadang salah satu penyebab menurunnya kualitas moral seorang anak sebagai akibat gagalnya keluarga menjalankan fungsi komunkasi dengan baik. Pola asuh yang salah dan kurangnya perhatian orang tua, ataupun penggunaan gadget sebagai pengganti “pengasuh” adalah beberapa faktor pendukung terciptanya krisis akhlak yang bermasalah dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, pelaksanaan bulan ramadhan yang lebih banyak dilakukan bersama keluarga di rumah memberikan hikmah dalam pentingnya menjaga komunikasi bersama keluarga.

Keempat, melatih jiwa sosial antar keluarga. Di dalam bulan ramadhan terdapat aktifitas yang dilakukan oleh setiap manusia yakni membayar zakat untuk diberikan kepada yang berhak menerima. Membayar zakat sebagai cerminan diri untuk melatih jiwa sosial kepada mereka yang kurang mampu. Ini akan menjadi teladan bagi seorang anak untuk mempunyai sikap ringan tangan atau suka membantu. Disaat kondisi covid seperti ini perlunya orang tua menanamkan karakter seorang anak untuk saling tolong menolong agar mereka membiasakan diri dengan bersedekah untuk diberikan kepada yang membutuhkan.

Bulan ramadhan menjadi momentum yang paling berharga untuk mengharmoniskan hubungan bersama keluarga, karena didalam bulan ramadhan terjadi sebuah aktifitas yang diluar dari kebiasaan yang dilakukan. Oleh karena itu, ini menjadi sebuah kesempatan bagi keluarga untuk membiasakan diri agar bisa memberikan suatu perbaikan secara amal perbuatan kepada Allah ataupun sesama manusia, meskipun sedikit tapi bisa dilakukan dengan istiqomah. Dalam sebuah hadist dijelaskan Dari ’Aisyah RA, mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah amalan yang dilakukan terus menerus walaupun itu sedikit”(HR. Bukhari). Hadist tersebut memberikan isyarat kepada manusia untuk bisa menjalankan amal ibadah selama dilakukan ketika dalam bulan ramadhan. Minimal ada satu amal ibadah yang bisa dilakukan dengan istiqomah meskipun sedikit atau kecil yang dapat dilakukan diluar bulan ramadhan. Semoga amal ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah dan memberikan kesan yang baik dalam kehidupan sehari-hari untuk tetap istiqomah menjalankan amal perbuatan yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Dengan berharap semoga pandemi covid segera berakhir di kehidupan ini.







Komentar

Postingan Populer